Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Sekolah Kasih Yobel

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Sekolah Kasih Yobel

Sejalan dengan keputusan pemerintah yang mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dibeberapa daerah yang tingkat penyebaran Covid nya cenderung menurun, Sekolah Kasih Yobel yang berada di 3 (Tiga) daerah yaitu, Singkawang, Lubuklinggau, Kupang. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan tentunya dilaksanakan dengan protokol-protokol Kesehatan yang ketat sesuai dengan anjuran pemerintah, berikut adalah PTM yang dilakukan di 3 lokasi Sekolah Kasih Yobel.

1. Sekolah Kasih Yobel Singkawang

Memasuki Tahun ajaran baru 2021/2022 kasus covid 19 di Kota Singkawang Semakin meningkat sehingga di berlakukan PPKM bagi seluruh masyarakat Kota Singkawang, dan berdampak pula bagi dunia Pendidikan, sehingga pembelajaran daring pun menjadi pilihan utama bagi semua institusi,termasuk Sekolah Kasih Yobel Singkawang. Berbagai upaya dilakukan agar tercipta pembelajaran yang efektif. Setelah melewati perjuangan Panjang dalam mengatasi pembelajaran daring, akhirnya kasus covid 19 di kota singkawang menurun, Pemerintah Kota Singkawang mempersiapkan ketentuan dan standar persiapan sekolah dalam menyambut pembelajaran tatap muka (PTM). Sekolah Kasih Yobel Singkawang pun mengikuti ketentuan dan proses persiapan yang di berlakukan dari pemerintahan setempat diantaranya; seperti dibentuknya Satgas COVID-19 di lingkungan sekolah, tenaga pendidik dan pegawai sekolah yang sudah divaksinasi 100 persen, dan standar protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Setiap sekolah wajib memperhatikan standar protokol kesehatan yang ada. Seperti, menjaga kebersihan WC, kebersihan ruangan belajar, alat cuci tangan, penyemprotan disinfektan, memakai masker, dan cek suhu tubuh. Pembelajaran tatap muka di sekolah ini pun juga harus melibatkan persetujuan dari orang tua murid dimana orang tua menandatangani form persetujuan mengikuti proses pembelajaran tatap muka bagi anaknya.. Kegiatan pembelajaran tatap muka hanya dilakukan 2 hari dalam seminggu. “Kalau ternyata orang tua murid suatu sekolah tidak menyetujui PTM, maka akan diserahkan kembali kepada orangtua karena mereka punya hak untuk memberikan perlindungan kepada anak. Anak didik yang bersangkutan akan tetap belajar di rumah secara daring. Kalau setuju, harus mengikuti dan mentaati ketentuan protokol kesehatan selama PTM di sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Bapak Asmadi. Setelah semua data dan ketentuan yang sudah ditetapkan Dinas Pendidkan Kota Singkawang terselesaikan, maka kepala Sekolah pun menyerahkan semua persyaratan tersebut kekantor Dinas Pendidikan Setempat. Pada tanggal 1 september 2021, Sekolah Kasih Yobel Singkawang di Kunjungi oleh bapak Lurah Pasiran, Guna pengecekan kesiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang akan di selenggarakan. Puji Tuhan semua berjalan dengan baik dan Sekolah Kasih Yobel Singkawang diberi Izin untuk melalukan PTM mulai tanggal 6 september 2021. Sekolah Kasih Yobel Singkawang memberlakukan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Jam masuk anak dibagi menjadi 2 shif dalam satu hari pertemuan dengan jumlah siswa dalam 1 kali pertemuan adalah 8 anak, waktu pembelajaran berkisar 2 jam dalam sehari, waktu istirahat di sekolah ditiadakan dan anak didik dilarang untuk membawa makanan. Selesai anak-anak mengikuti PTM terbatas di sekolah, anak-anak diarahkan langsung untuk pulang ke rumah. Team satgas akan terus melakukan monitoring setiap harinya, supaya jangan sampai lengah terhadap kemungkinan timbulnya klaster baru di sekolah. Ada pun pengecekan kesesuaian pelaksanaan protokol kesehatan bagi warga Sekolah dilakukan oleh tim satgas Sekolah Kasih Yobel Singkawang, sebelum dan sesudah Pembelajaran. Hal-hal yang juga dilakukan oleh tim satgas Sekolah Kasih Yobel antara lain : melakukan desinfeksi sarana dan prasarana lingkungan sekolah, memastikan ketersediaan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di tiap fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), hand sanitizer, ketersediaan masker atau masker tembus pandang cadangan, memastikan alat pengukur suhu tubuh dapat berfungsi dengan baik, memantau kesehatan dan suhu tubuh warga satuan pendidikan serta bertanya apakah adanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Meskipun pembelajaran tatap muka mempunyai banyak keterbatasan, tetapi anak didik sangat bersemangat untuk datang kesekolah. “Saya senang karena bisa belajar bersama ibu guru dan teman – teman, supaya saya bisa pintar,” ujar Cherrys salah satu anak didik Sekolah Kasih Yobel Singkawang.Bapak Ibu guru pun sangat bersemangat dalam melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ini, dikarenakan bisa berinteraksi langsung dengan anak didik dan lebih efektif dalam proses pembelajarannya. Menurut para orangtua, anak – anak juga bisa berubah karakter karena sudah ada bimbingan dan didikan dari guru, disinilah terlihat peran guru sangat diperlukan untuk keberhasilan anak. Semoga covid 19 ini cepat berlalu dan anak – anak bisa belajar secara normal Kembali.

2. Sekolah Kasih Yobel Lubuklinggau

Setelah hampir 1,5 tahun terlaksana pembelajaran secara daring, akhirnya sekolah-sekolah di Kota Lubuklinggau menemukan titik terang untuk kembali melaksanakan pembelajaran secara langsung dengan tatap muka. Penurunan angka paparan covid menjadi berita yang hangat didengar dan menambah semangat para guru, orang tua, dan peserta didik di SKY Lubuklinggau untuk dapat kembali belajar di sekolah. Melalui persetujuan dari Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, maka sekolah-sekolah di Kota Lubuklinggau dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, seperti penyediaan tempat cuci tangan dan fasilitasnya, menjaga jarak duduk peserta didik, dan memastikan lingkungan sekolah tetap bersih dan aman untuk belajar para peserta didik. Sebelum peserta didik masuk ke sekolah, harus melalui proses skrining dulu yaitu pengecekan suhu, pemakaian masker, memastikan peserta didik tidak memiliki gejala demam, batuk, pilek, sesak napas dan sakit tenggorokan. Setelah lolos skrining maka peserta didik mencuci tangan, kemudian diperbolehkan masuk ke kelas masing-masing. Pembatasan jumlah peserta didik di kelas pun diberlakukan dengan membagi kelas menjadi 2 kloter, dimana 50% dari siswa akan masuk di pagi hari yaitu kloter pertama, dan 50% masuk di kloter berikutnya. Pembelajaran tatap muka (PTM) di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di SKY Lubuklinggau dimulai mulai Senin, 30 Agustus 2021. Kebijakan ini disambut antusias oleh orangtua siswa dan kalangan sekolah. Sebelum pelaksanaan PTM ini berlangsung, pihak sekolah telah meminta ijin kepada seluruh orang tua atau wali peserta didik dengan meminta tanda tangan pada form yang disediakan sekolah terkait dengan persetujuan pelaksanaan PTM. Hampir seluruh orang tua setuju untuk pelaksanan PTM ini mengingat peserta didik sudah mulai jenuh belajar secara daring. Orang tua juga mengkhawatirkan terjadinya learning loss atau hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi pandemik covid-19 ini. Sekolah berupaya menerapkan prokes yang ketat, dengan kerjasama dengan pihak orangtua atau wali dari peserta didik untuk memastikan setiap peserta didik hadir dalam keadaan sehat dan aman ke sekolah. Diharapkan PTM ini bukan hanya berlangsung semesntara waktu saja, tapi dapat berjalan setiap harinya seperti semula. Pihak sekolah dan orang tua juga sangat berharap tidak ada resiko pemaparan virus yang terjadi di SKY Lubuklinggau.

3. Sekolah Kasih Yobel Kupang

Dilansir dari pos-kupang.com. Pada tanggal 12 September lalu, kasus Covid-19 di Kupang mulai menurun. Dalam laporan satuan tugas (satgas) menyatakan bahwa 18 Kelurahan telah masuk zona kuning. Sontak hal ini telah membuat pemerintah memperhatikan kebutuhan sekolah untuk melaksanakan pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT). Berdasarkan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang, telah direkomendasikan pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) di beberapa sekolah. TK dan Kelas 1 SD Kasih Yobel Kupang menjadi salah satu sekolah yang direkomendasikan untuk mengadakan pembelajaran TMT dan telah dilaksanakan sejak tanggal 20 September untuk kelas 1 SD dan tanggal 21 September 2021 untuk TK Kasih Yobel Kupang. Adapun dalam menyikapi TMT yang dilaksanakan, tahap pertama langsung dimonitor oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang untuk melihat pelaksanaan protokol Kesehatan di Sekolah. Pihak sekolah telah merancang dan mengatur rules and procedur pembelajaran dengan menetapkan peraturan-peraturan mengikuti protokol Kesehatan secara ketat, mulai dari kedatangan peserta didik di sekolah sampai penjemputan peserta didik. Dalam pelaksanaannya, peserta didik baik TK maupun SD telah dibagi ke dalam beberapa grup. Di TK, dalam satu grup ditetapkan maksimal 5 anak dengan durasi waktu 90 menit, sedangkan di SD dalam satu grup ditetapkan maksimal 9 anak dengan durasi waktu 120 menit. Selain itu, dalam jadwal regular pembelajaran TMT setiap siswa hanya mendapat kesempatan datang ke sekolah dua kali seminggu. Hari lainnya peserta didik mengikuti pembelajaran lewat video atau pengerjaan tugas mandiri bagi anak TK dan Pengerjaan tugas mandiri bagi anak SD, serta khusus di hari jumat peserta didik mengikuti chapel dan ekskur/digital citizenship lewat google meet. Orang tua yang telah menyetujui pembelajaran TMT tersebut dilakukan, berkewajiban memastikan anaknya dalam kodisi sehat saat datang ke sekolah, serta bersedia mengantar dan menjemput tepat waktu dengan mengikuti protokol Kesehatan. Orang tua hanya mengantar dan menjemput sampai di depan lobby sekolah. Orang tua wajib menyiapkan masker cadangan, botol minum, tissue, pakaian cadangan bagi peserta didik serta snack. Dari pihak sekolah melakukan pencegahan dan pengamatan selama peserta didik berada di lingkungan sekolah yaitu dengan menerapkan prosedur cuci tangan, pemeriksaan suhu bagi peserta didik, guru, staff dan karyawan sebelum masuk area sekolah. Pembelajaran dikelas dilaksanakan dengan memperhatikan social distancing, serta ventilasi yang memadai agar sirkulasi udara baik. Semua peralatan yang digunakan dilakukan pembersihan dan desinfectan secara teratur. Semua guru dan karyawan sudah mendapatkan vaksin 1 dan 2, diwajibkan menggunakan medis, disetiap ruang kelas diperlengkapi dengan hand sanitizer, tissue, disinfektan dan masker cadangan. Demikian pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) pertama yang dilakukan oleh TK dan Kelas 1 SD Kasih Yobel Kupang. Kami keluarga besar Kasih Yobel Kupang tentu sangat bersyukur untuk kesempatan pembelajaran TMT yang akhirnya bisa dilaksanakan kurang lebih satu minggu ini. Melihat situasi dan kondisi saat ini setelah melalui TMT satu minggu dengan rules and procedur yang ditetapkan, Puji Tuhan tidak ada keluhan dari orang tua mengenai anak-anak atau dari setiap Karyawan Sekolah Kasih Yobel. Sampai sejauh ini semua keluarga besar Kasih Yobel dalam kondisi sehat. Peserta didik dan semua Karyawan Kasih Yobel bisa mengikuti setiap rules and procedure yang telah ditetapkan secara ketat. Harapan kedepannya, semoga pembelajaran TMT tetap terlaksana dengan baik.

#SekolahKasihYobel #KupangSingkawangLubuklinggau #PelaksanaanTatapMukaTerbatas #SalamSehat #TetapPatuhiProtokolKesehatan

#PENDIDIKAN